ORANG KAYA

Orang kaya …

  • -          Tidak bekerja untuk memperoleh uang
  • -          Berdisiplin dalam menyisihkan sebagian dari penghasilannya lebih dulu untuk dirinya sendiri
  • -          Tidak suka berutang
  • -          Cenderung murah hati dan suka memberi

      Ide yang membuat banyak orang terperangkap dalam kemiskinan antara lain adalah ide bahwa uang akan membuat mereka kaya.  Ide ini membuat banyak orang berusaha bekerja keras sekadar untuk mendapatkan uang.  Hasilnya? Terus terang saya susah menyebutkan contoh siapakah orang-orang terkaya di dunia yang menjadi kaya karena bekerja untuk mendapatkan uang.  Dalam ungkapan yang bernada sloganistik saya menyetujui pandangan yang mengatakan bahwa orang kaya tidak bekerja untuk mendapatkan uang saja.  Hanya orang miskin dan kelas menengah kebanyakan yang berpikir bahwa uang akan membuat mereka kaya raya.
      Lalu orang kaya bekerja untuk apa? Mungkin ini : mereka bekerja untuk mengembangkan dirinya, mengabdikan bakat, talenta, dan potensi dirinya bagi masyarakat, mengasah kreativitas dalam memproduksi ide-ide cemerlang yang bernilai jutaan sampai triliunan rupiah, lalu membeli aset-aset produktif yang membuat mereka menikmati penghasilan besar sekalipun jika mereka harus pensiun dari pekerjaannya sewaktu-waktu.
Bagi siapa saja yang berkeinginan menjadi kaya dalam arti memiliki harta benda berlimpah ruah, mereka harus belajar memahami bagaimana orang kaya melihat dirinya, melihat apa yang dikerjakannya, dan melihat bagaimana harta kekayaan itu diperalat untuk maksud-maksud yang lebih mulia ketimbang sekadar ditimbun menjadi ilah-ilah sesembahan (musyrik).  Dari banyak sumber dapat kita pelajari bagaimana orang kaya menjadi semakin kaya raya. Berikut adalah catatan yang sempat saya buat sementara waktu.


       Pertama, orang kaya tidak bekerja untuk memperoleh uang.  Mereka tahu bagaimana membuat uang justru bekerja bagi dirinya.  Mereka memperbudak uang dan bukan menyembah uang.  Caranya, mereka mempelajari dan kemudian melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan instrumen investasi.  Menabung dan mendepositokan uang, membeli reksadana dan saham-saham unggulan yang prospektusnya baik, menghasilkan karya-karya intelektual yang dipatenkan, membeli property yang harganya murah untuk dijual kembali ketika harganya melonjak tinggi, adalah beberapa contoh aktivitas orang kaya.  Singkatnya, orang kaya melihat dirinya dan bertindak lebih banyak sebagai investor ketimbang sebagai pekerja biasa (baca : orang gajian).
        Kedua, orang kaya berdisiplin dalam menyisihkan sebagian dari penghasilannya lebih dulu untuk dirinya sendiri.  Mereka memiliki perencanaan keuangan yang baik.  Persentase tertentu dari penghasilannya langsung disisihkan untuk ditabung dan bila jumlah tabungannya cukup memadai, mereka melakukan investasi selangkah demi selangkah.  Gaya hidupnya tidak dibuat lebih besar dari penghasilan yang sebenarnya, sehingga mereka tidak pernah menghadapai kesulitan dalam menunaikan berbagai kewajiban finansialnya.  Ada yang berprinsip bahwa tampilan gaya hidupnya hanya boleh mencerminkan maksimum sepertiga dari jumlah harta kekayaan yang sesungguhnya mereka miliki.  Dengan kata lain, orang yang sungguh-sungguh kaya tidak suka memamerkan harta kekayaannya secara berlebihan.  Yang suka pamer kekayaan justru orang yang tidak sungguh-sungguh kaya atau orang miskin yang baru kaya mendadak karena ketiban rezeki nomplok dan bertindak sebagai orang kaya sungguhan. 
     Ketiga, orang kaya tidak suka berutang.  Dalam pikiran mereka, utang adalah kewajiban yang mengekang kebebasan hidupnya.  Dan mereka tidak suka dikekang.  Mereka ingin bebas, juga bebas dari kewajiban untuk terus bekerja seumur hidup.  Ini tidak berarti mereka tidak pernah berutang, tetapi mereka tidak suka berutang.  Mereka sangat sadar bahwa lembaga-lembaga keuangan, baik perbankan maupun non-perbankan, justru suka memberi utang (kedit) kepada orang kaya karena ingin memperoleh keuntungan dari kekayaan mereka.  Mereka sangat pandai memanfaatkan kecenderungan semacam itu justru untuk membuat dirinya semakin kaya.  Bila mereka mengambil sejumlah pinjaman, itu dilakukan karena sudah ada pihak lain yang bersedia meminjam dari mereka dengan hasil yang jauh lebih tinggi dari bunga bank yang menjadi kewajibannya.  Mereka tidak berutang untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, tetapi hanya untuk hal-hal yang produktif seperti membeli aset-aset tertentu yang menghasilkan banyak uang tanpa kewajiban bekeja atau tanpa kehadiran mereka secara fisik.
      Keempat, orang kaya cenderung murah hati dan suka memberi.  Hal ini dilakukan karena adanya semacam keyakinan bahwa siapa yang banyak memberi akan banyak mendapat.  Bukan hanya uang yang mereka berikan, melainkan juga waktu, perhatian, pemikiran, dan hal-hal non uang lainnya.  Bill Gates adalah contoh yang pantas disebutkan,  Ia bukan saja tercatat sebagi orang terkaya di dunia versi majalah tertentu, tetapi sekaligus orang terkaya yang paling banyak menyumbangkan hartanya bagi proyek-proyek kemanusiaan.  Meski ada saja yang curiga bahwa hal itu ia lakukan untuk menghindarkan diri dari kewajiban membayar pajak yang tinggi, namun yang jelas ia banyak memberi.  Richard De Vos da Jay Van Andel, founding fathers raksasa Amway Corporation, juga sangat dikenal sebagai donatur yang banyak menyumbang kepada usaha-usaha kemanusiaan dan pelestarian lingkungan hidup, khususnya di Amerika.

Di samping empat hal yang disebutkan di atas, satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah bahwa orang kaya tidak percaya bahwa uang akan membuat mereka kaya raya.  Mereka percya bahwa asset-aset produktiflah yang dapat membuat mereka kaya.  Artinya, mereka tidak mengejar uang, tetapi mengejar aset-aset yang menghasilkan uang tanpa mewajibkan mereka bekerja secara langsung.  Itu sebabnya orang kaya siap pensiun kapan saja dari proses bekerja untuk sekadar memperoleh uang.  



Disalin dari Menata Karier Menuju Kebebasan Finansial, Andrias Harefa, Penerbit Buku KOMPAS 2001, hal. 127 – 132.

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Blog ?

Si Uban dan Nasihatnya

Bertaqarrub kepada Allah